doa sepanjang jalan

erni, sari dan marwi
tiga istri yang membantu suami
menambah oenghasilan dengan berjualan
ingin mengubah nasib jualan
dari tumpangan menjadi mandiri

apa daya hendak di kata
modal juga kendalanya
cari sana, cari sini
tiada yang sudai memberi

usahkan pinjam dari bank
ke pajak gadai tak tercapai
apalagi rentenir, sungguh tak terpikir
karena kami tampil seadanya
wanita kota tampilan desa
hidup sangat sederhana

ketika asa hampir punah
terngiang-ngiang pak rt berwadah
     "cobalah kalian ke pemimpinan daerah
      siapa tahu hatinya tergugah!"

pak RW, kami ini orang biasa
apa mau walikota menerima?
ke kantor banyak penjaga
ke rumah apakah bisa
kata orang, wanita lebih tahan menderita
masak ke rumah walikota saja tak bisa

akhirnya kami bertiga sepakat
untuk ke rumah walikota dan bertekad
harus berjumpa walau bagai mana caranya

minggu pagi 26 november 2006
dengan pasti kami melangkah
langsung menuju batu hitam
ke tempat bu wali, lama berdiam
ternyata bu wali tak disini lagi
beliau tinggal di sunagi ladi
dengan pompong kami pun menyeberang
dari pelantar dua ke senggarang
di ujung pelabuhan di sambut ojek
siap mengantar tanpa di atur treyek
sepanjang jalan kami berdoa
      "tuhan berilah kami kesempatan
       'tuk berjumpa walikota tercinta
       walau hanya lima menit tuk bicara!"

begitu sampai, tukang ojek pun berkata
jauh juga ya,
mana cukup lima ribu ongkosnya
tukang ojek sudah terpengaruh iklan di televisi
      "jeruk kok makan jeruk, sih!"

di pos jaga sudah di tanya satpol
apa ibu bertiga sudah buat janji
untuk ketemu dengan bu wali?
kami bertiga tercengang-cengang
karena tak menyangka harus demikian?
tapi akal tak lah hilang
tanpa sebelah langsung menjawab
     "kami ini rakyak kecil
      mana ada janji-janji
      kemari saja sudah setengah mati
      apakah harus di cekal
      hanya karna tidak di registrasi?"

ternyata bu wali?
menerima kami dengan senang hati
beliau dengar dengan seksama
keluh kesah kami yang menderita
sambil sesekali mengeleng-geleng kepala
seolah tak percaya:

       "begitu rupanya informasi yang di sampaikan ke warga, sepotong-potong dan kadang tidak je;as sumbernya membuat masyarakat pening kepala. baiklah ibu-ibu, saya ucapkan terimakasih informasinya sangat berarti dan menjadi cemeti untuk saya lebih berbakti dan mengabdi kepada rakyat sendiri?"

kami bertiga bersyukur sekali
tuhan telah mendengarkan
dan mengabulkan doa kami
du wali berjanji
akan mengantarkan sendiri
modal usaha yang kami cari
tidak besar memang tapi sangat bermakna
bagi kami bertiga
yang berjualan goreng pisang
minuman ringan dan penganan
di pinggir jalan

terimakasih tuhan
engkau telah mengabulkan doa kami
sujud sukur kami lakukan
karena tuhan benar-benar memperhatikan
doa orang kecil yang terpinggirkan
allu akbar


mulai di buat tgl 26 november 2006
pukul 22.10 WIB
my room sungai ladi, tanjungpinang

bandar madani

bandar lampung ada di lampung
bandar baru ada di kalimantan
bandar judi pada permainan sie jie
bandar madani ada di batam, kepri
batam menjadi bandar madani
cita-cita walikota sejak semula
semua di bangun menuju ke sana
hasilnya memang mempesona
namun ada juga yang merana

infrastruktur terbangun mulus
hutan juga semakin tandus
lintang pukang di tebang
hijaunya pokok, terbang
seburnya tanah mengawan
inilah resiko pembangunan
tak berwawasan lingkungan

ambil pelajaran dari sejarah
budaya serakah tak selesaikan masalah
malah membuat rakyat semakin marah
melihat pejabat semakin tak bermarwah
marwah di junjung, adat di hormat
tak melayu hilang di bumi
patah tumbuh hilang berganti
esa hilang dua terbilang

tidak seperti sekarang
marwah terikat duit sejabat
melayu di gantung tak bertali
masuk ambung tak masuk hidung
karena kokoknya seperti ayam kampung
tiada yang membangunkan yang tidur
dan tidak menidurkan yang mengantuk

semuanya serba tanggung
sehingga langkah menjadi hoyong
di telan mati emak, di ludah mati bapak
akhirnya tersangkut di kerongkong
maju kena, mundur kena
sehingga semua jadi tak enak
seperti duri dalam daging
harus di cabut walau semaput
sehingga urine menjadi lancar

bicara urine, teringat bandar udara
hang nadim namanya
tak sehebat sebutan, tampilan toilet seadanya
bahkan sering terhumbat
hingga airnya mampat

ke mana petugas kebersihan
kemana pengawas bandar udara
inilah wajah bandar dunia
tak becus hanya ngurus toilet saja
pakah ini juga harus di urus wali kota?
ah, sungguh kasihan!

dalam penerbangan batam-jakarta
batavia air.
pukul 10.30 WIB
tanggal 16 november 2006