ibu

ibu sosok yang mulia,
sanggup berkorban demi keluarga
ibu sosok yang mengayomi
siapaun merasa terlindungi

ibu tokoh yang di teladani
tanpa ibu anak-anak akan merasa sepi
ibu jari ada di tangan
abu angkat sepanjang jalan
ibu kehidupan di tangan tuhan
ibu asrama mengatur mahasiswa
ibu aida ibu gubernur kita

ibu tiang negara
tanpa ibu pincang sebuah keluarga
ibu tiri selalu di benci
ibu sejati selalu di cari
ibu tak pernah menanmkan rasa
benci dan iri hati
ibu selalu menanamkan budi pekerti
ibu tempat anak-anak bemanja
ibu tempat bapak untuk curhat

ibu tempat keluarga untuk berlindung
ibu tempat menampung segala hal-masalah
tapi siapa yang menampung keluhan ibu-ibu sendiri

karena ibu juga manusia biasa
ada rasa sedih, marah , kesal,
jengkel dan geram sekali waktu
itulah yang di telan ibu sendiri
dengan menangis di dalam hati
ibu tak mau menampakkan kesedihan,
kesusahan dan kejengkelan
di depan anak-anaknya
ibu benar-benar manusia sejati
hormat kami pada mu ibu


       my room sungai ladi 07. 10 pagi
       23 desember 2006

maling teriak maling

ketika dia berteriak merdeka
dia juga yang meperdagangkan manusia
ketika dia teriak berantas narkoba
dia juga pengedar utama
ketika dia nyerang hapuskan pelacur
dia singa yang baru habis berlibur
ketika dia berseru habiskan korupsi,
dia juga yang berkolusi
kerika dia bilang ganyang reroris
dia juga yang ngirim awas sms sadis
ketika dia bilang hapuskan pungli
dia juga yang membawa upeti

siapakah si dia itu?
tentu dialah yang tahu
karena dialah
maling-maling yang berteriak maling

hati-hati LHO!!!!

  my room, sungai ladi
  minggu 3 desember 2006
  dinihari 04.10 WIB

kerisauan seorang ibu

hatiku risau dan sedih
melihat anak-anak belum sembuh dari sakit
tersebar dimana-mana, tidak sedikit

sakit bukan sembarang sakit
sudah berobat kemana-mana
ke dokter sudah
ke dukun sudah
ke sinshe sudah
ke pak norat pun pernah
"give up" kata orang inggris

begitu parahkan sakit yang di derita
sehingga tak ada obatnya
hanya butuh waktu dan kekuatan hati
karena sakit ini, sakit di dalam diri
sakit perangai yang butuh tirai
untuk menutup seringai
seperti menarik rambut dalam tepung
hati-hati sekali
rambut tak putus tepung tak berserak

abak pertama anak yang ramah
sekarang menjadi pemarah
anak kedua anak yang manis
sekarang menjadi bengis
anak keempat anak penyayang
sekarang menjadi pemberang
anak kelima suka bergotong royong
sekarang menjadi pembohong
anak keenam suka bersilat
sekarang menjadi penghujat
anak ketujuh suka tertawa
sekarang menjadi pencela
anak kedelapan sangat sopan
sekarang menjadi gelagapan,kesurupan

walaupun begitu
sebagai ibu tetap seyang kepada anak-anak
mereka perlu perhatian dan kasih sayang
mereka perlu sapaan dan belaianku
mereka perlu pelatihan dan pengobatan
dari seorang ibu,sehingga hgatinya kembali lembut seperti salju

   tanjung pisang,2 desember 2006
   di selesaikan sabtu 16 desember 2006

janji

padahal negeri kami berjanji
lagu lama yang menyentuh hati

janji setia sehidup semati
janji pengantin baru yang berbulan madu

janji yang tak akan kawin lagi
bila di tinggal mati suami
tergantung siapa yang melamar kembali

janji sana janji sini
sudah biasa bagi calon petinggi negeri
dan calon-calon yang mencari kursi
janji satu tahun tak akan keluar negeri
bila saya terpilih nanti
contoh janji yang sulit di tepati

janji gratisan KTP
janji manis calon anggota DPR
janji bebaskan SPP
janji calon anggota DPRS
tapi janji tinggal janji
masyarakat pun tak peduli lagi
tak ada janji yang di penuhi

negeri ini memang negeri kata-kata
lebih banyak bicara dari pada bekerja
lebih banayak teori dari pada prekteknya
lebih banyak mencela dari pada membela
lebih banayak menyalahkan dari pada membetulkan
kalo begitu apa alagi yang harus di banggakan
tepuk dada tanya selera

  my room sungai ladi
  29/11-2006 pukul 18.15 WIB

puisi nyanyian rakyak kecil

Bu wali,
bantulah kami rakyak kecil
tak berdaya menghadapi birokrasi
kemana kami akan mengadu

harusnya ke pak RT dulu
tapi katanya ke pak RW sajalah
pergilah ke tempat pak RW
tapi katanya, ke pak Lurah

sampai di tempak pak lurah,
katanya ke pak camat pula
lalu coba ke kepala bagian
katanya tunggu pak asisten
akhirnya kami ke kadis.
katanya langsung saja ke wali kota

beginilah nasib kami,Bu wali
terlalu banyak "katanya"
di bola kesana kemari
tak ada yang mau peduli
sebetulnya ingin sekali
bertemu wawako atau bu wali sendiri
biar bisa curhat sekali
tapi, itu Lho bu wali
kami takuuuutttt....
ada satpol di depan pintu
wajahnya tak bersahabat, kaku

rasanya jadi stres dan mati kutu
walaupun bu wali selalu menganjurkan
kita harus selalu senyum senyum dan senyum
sebagai warga kota wisata dan budaya
tapi kami betul betul tak mampu tersenyum
bertemu dengan satpol yang mukanya begitu

sebetulnya banyak sekali ingin di sampaikan
mengenai kebijakan raskin
dana BOS sana BLT, beasiswa
bantuan minyak tanah dan sembako,
kebijakan KTP, KK dan akte selalu di tunggu
sayang banyak yang sangkut di tengah
dari pada turun lancar ke bawah
begini-begitu, harus ini, harus itu
lapor sana , lapor sini walhasil....gigit jari
ternyata yang dapat, famili si itu
kakak si tuli, abang si bisu
emak si doli, bapak si tarsu

bu wali
andai ada waktumu
tolong periksa kembali
hal yang tersangkut-sangkut
mereka yang terkait-kait
hanya manggut-manggut di depan bu wali

begitu ibu tak ada
mereka pun lupa semua
kami merasa betul-betul warga kelas dua
yang tak di pandang sebelah mata

waspadalah!!!
kejahatan bukan terjadi karena niat,
tapi juga karena ada kesempatan

waspadalah!
terhadap mereka yang bermuka dua
depan bilang iya, belakan nyumpah celaka
depan tersenyum, belakang mengaum-aum
belakan menikam dengan pisau belati
ini bukan rekayasa atau mengada-ada
apa lagi mengarang cerita
kami dengar dan saksikan sendiri
mereka  tak sungkan tertawa
bila melihat ibu berduka
karena tidak mengenal kami
mereka tak pernah menyangka

bu wali punya intel suka rela
seperti kami si rakyak kecil
tak pernah menuntut honor
untuk menyampaikan berita

inilah berita aktual dan terpercaya
dari koresponden suka rela
tak pernah jadi headline di koran koran
karena kami
         "indah bapid,"kecek si upik.
alias "nang hodong hepeng,"" kata si butet
alias "mboten enten arto."sanjang tumiem
alias "no money" encik robert says
alias "tak berduit" kate amat bodek

melayukah aku

Apa tanda orang melayu
tunjuk ajarnya pada penentu
pada orang tua hendaklah hormat
supaya hidup menjadi selamat

bahasanya santun lembut di telinga
menyapa dengan sebukan
pak long, pak ngah dan pak busu
itulah sebutan sayang orang melayu

oak cik, mak cik,emak,bapak,tik,nek
piut dan oneng-oneng
 juga panggilan melayu
atan,awang,amat,daud,
dollah,siti,timah,salmah dan bedah
ini juga khas nama melayu

sayang, sebutan dan panggilan itu
sudah terkikis erosi globalisasi
sehingga berganti menjadi:
uncle,anti,mami dan papi

timah menjadi tience
salman menjadi serly
siti menjadi sintya
delah menjadi delon
daud menjadi david
atan menjadi antoni

kalau di tengah kota
malu memakai bahasa sunda
samua "nak mengaku orang kota rak ada yang
"nak jadi orang kampung

tapi heran...
saat pemilihan kepala daerah
semua berlomba ngaku anak asli daerah
"akulah si dolah itu
anak pak busu yang lahir di hari sabtu"

sebetulnya tak susah membuktikan dia melayu
tak perlu tesk darah ataupun DNA
kucuk tanyakan aja pertanyaan ini
   "oi...nak kemane, tu?"
   "tak ade...."jawabnya.
   "sedan ape?"
   "tak ade"itu juga jawabannya
ini sudah pasti melayu asli

apapun yang sedang di buat
jawabnya tetap "tak ade
padahal di sedang berjalan menggepit map
'nuju kantor wali kota ataupun bupati
konon, 'nak ikut lelang proyek
proyek tak dapt modalpun lesap

bicara politik sangat tertarrik dan berapi-api
tapi sayang hanya di kedai kopi
dapan majelis tak berani menangis
di luar majelis berkata bengis!

                                                                                                                             batu hitam house
                                                                                                                          11 november 2006

pengertian puisi

    puisi, sesungguhnya, bukanlah sekedar exspresi kreatif yang menyampaikan suara hati. puisi juga tidaklah semata-mata berurusan dengan kreativitas yang bersikukuh pada semangat menawarkan estetika, jika seorang penyair hanya sekedar menyuarakan suara hati atau bersikap mendewakan segalanya hanya untuk semangat estetika , maka karyanya bisa jatuh pada dua hal
    pertama, puisi di yakini sebagai suara hati yang keluar dari jiwa manusia yang terdalam. ia karya orang per orang , karya individual sepenuhnya menjadi milik sah pribadi penyairnya, maka penyair merasa berkewajiban menyampaikan suara hatinya persoalan dirinya sendiri. jika ini menjadi sikap kepenyairan seseorang maka yang terjadi dia menempatkan masalah dirinya paling penting di bandingkan masalah orang lain atau masyarakat secara keseluruhan , puisi jadinya hanya menyuarakan persoalan dirinya sendiri yang seolah-olah tidak berkaitan dengan persoalan orang lain.
   kedua, penyair dengan licentia poeciica-nya, cenderung membawa puisinya asyik-ma'syuk dengan diri penyairnya sendiri, ia merasa bahwa puisinya harus mempunyai nilai estetik yang tinggi. bahwa kelak pembaca tidak memahami karyanya, itubukanlah tanggung jawab penyair, penyair hanya berurusan dengan puisi, dengan estetika. urusan lain-lain , bukanlah tugasnya, buka tanggung jawabnya. akibatnya, puisi karya penyair yang bersangkutan , cenderung sulit dipahami oleh pembaca. dalam hal ini, hanya penyair itukah yang mengetahui pesan yang terkandung dalam karyanya.. itulah yang disebut puisi gelap, penyair terjebak, seolah-olah estetika segala-galanya bagi kehidupan manusia di dunia ini